Jumat, 21 Juni 2013

Pare-pare.

Dengan menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari kabupaten barru dan 4 jam dari kota makassar, kita dapat menemukan kota kecil yang cukup menawan. Kota pare-pare namanya. Kota ini merupakan kota kelahiran dari bapak Bj.Habibie.
Dalam perjalanan menuju kota pare-pare kita disuguhkan dengan pemandangan pinggir pantai yg indah, apalagi jika kita melaluinya di waktu sore. Langit warna jingga dan pantai yg tenang berwarna biru akan menemani perjalanan kita.
Sesampainya disana, kita akan menemukan kota kecil yg cukup maju. Kota ini mempunyai fasilitas yg cukup lengkap bagi warganya. Sehingga masyarakat disini tidak perlu sering pergi ke ibukota, yaitu makassar. Setiap hari selasa, kami pergi ke kota pare-pare untuk sekedar bermain futsal dan mencari makanan.
Ada salah satu makanan yang cukup menarik disini, yaitu MANTAU. Tidak mudah untuk mendapatkan mantau ini, karena selain tempat menjualnya tidak memasang plang, kita pun harus memesan minimal satu hari untuk mencicipi makanan ini. Sang penjual benar-benar menjaga kualitas mantau nya dengan membuatnya secara mendadak karena tanpa pengawet. Dan memang rasa dari mantau ini pun berbeda dengan yang sering kita temui di supermarket.
Seperti halnya beberapa kota di sulawesi, pare-pare juga terletak di pinggir pantai. Yang menarik adalah adanya masjid dipinggir pantai. Masjid ini menjadi sangat sejuk dan nyaman karena adanya desiran ombak dan angin laut. Namun sangat disayangkan pantai disini kurang terawat dan tidak dimanfaatkan dengan baik, apalagi ditambah dengan adanya tumpukan sampah di bbrp tempat, menjadikan pantai disini kurang menarik. Berikut ada beberapa jepretan foto ketika saya sedang berada di pantai pare-pare.